Penguatan Paradigma Tim Fasilitator Taman Budi Pekerti bersama Wak Ibe

Sebelum bertemu dengan kesembilan sekolah anggota Taman Budi Pekerti, para fasilitator mendalami filososfi pendidkan Ki Hadjar Dewantara dan Driyarkara. Maka, kami menghadirkan seorang praktisi pendidikan kontekstual, yaitu Ibe Karyanto, yang akrab kami sebut “Wak Ibe”.

Dalam pertemuan kami melalui saluran Zoom Meeting, Wak Ibe membantu kami melihat implikasi filosofi Ki Hadjar Dewantara dan Driyarkara terhadap Taman Budi Pekerti, antara lain:

Pertama, karena pendidikan berpusat pada anak sebagai subjek pembelajaran, metode pembelajaran harus menyesuaikan kemampuan anak baik secara fisik maupun psikologis. Taman Budi Pekerti disusun bagi anak-anak siswa TK dan SD kelas kecil (1, 2, 3), maka alur pembelajaran yang kelak diterapkan perlu menimbang kemampuan anak usia 3-9 tahun, sesuai dengan tahap perkembangan mereka.

Kedua, konteks “lingkungan” bagi anak-anak siswa TK dan SD perlu dihadirkan secara bertahap dalam proses belajar, dimulai dari lingkungan yang paling dekat dengan anak, yakni: keluarganya. Unsur-unsur alam, adat, objek-objek tradisional, dll, yang sekiranya dianggap penting bagi proses belajar anak, mesti sesuai dengan apa yang ada di rumah, dan relevan dan aktivitas sehari-hari keluarganya.

Hayo, para fasilitator Taman Budi Pekerti, apakah siap mengemban tanggung jawab itu?